Bahan Bakar Minyak Hasil Dari Sampah Plastik
Plastik adalah material yang terbuat dari nafta merupakan produk turunan minyak bumi yang diperoleh melalui proses pemurnian. Karakteristik plastik dengan ikatan kimia yang kuat sangat sehingga banyak material yang digunakan oleh masyarakat berasal dari plastik. Namun, plastik adalah material yang tidak bisa terdekomposisi secara alami (non-biodegradable) sehingga setelah digunakan, material yang berbahan baku plastik akan menjadi sampah yang sulit diuraikan oleh mikroba tanah dan akan mencemari lingkungan.
Sampah plastik umumnya dapat digunakan kembali atau didaur ulang untuk aplikasi sekunder sampai dalam bentuk terpisah. Meskipun, setelah 2-3 daur ulang plastik individu ini tidak ada gunanya karena kualitas dan sifatnya menurun dan sering dianggap sebagai sampah dan akhirnya dibuang ke tempat pembuangan. Di sisi lain, plastik campuran tidak ada gunanya lagi dan karenanya, dibuang ke tempat pembuangan sampah. Sampah plastik ini mengandung banyak energi karena dihasilkan dari produk minyak bumi.
Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang terdiri dari unsur-unsur kimia yang dapat berbahaya bagi lingkungan karena sangat sulit terurai di tanah dan lautan serta membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan untuk terurai. Pada umumnya untuk mengolah sampah plastik di industri, sampah harus diproduksi dalam bentuk tertentu seperti biji/pelet, granul, serbuk, fraksi.
Baca juga : JENIS-JENIS KODE PLASTIK
Berbagai cara telah dikembangkan untuk mengatasi permasalahan peningkatan sampah. Pirolisis merupakan salah satu metode pengolahan limbah yang dinilai cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa keunggulan, antara lain tingkat konversi yang tinggi, potensi energi yang tinggi, dan potensi bahan bakar alternatif di masa depan. Katalis dan sampah plastik digunakan sebagai limbah. Hasil proses pirolisis pada kondisi isotermal komponen dan campuran sampah plastik dan katalis alam menunjukkan bahwa suhu akhir pirolisis dan laju pemanasan mempengaruhi distribusi produk pirolisis di semua sampel. Dalam proses pirolisis, produk padat cenderung menurun dengan meningkatnya suhu pirolisis, dan produk cair dan gas meningkat dengan meningkatnya suhu pirolisis.